Senin, 18 April 2011

Silaturrohim Toko-Tokoh Kecamatan Margorejo

Perjalanan silaturrohim bersama teman-teman dari kecamatan margorejo kemarin sore (17/4) berjalan sesuai yang dijadwalkan. Tempat yang direncanakan adalah pertama rumah bapak Mustain, kamudian bapak zahid, desa kaliampo. Yang terletak di sebelah jalan utara jurusan Pati-Kudus. Jam setengah lima sore kami baru melakukan perjalanan, karena jam yang dijadwalkan sebelumnya jam 3 sore turun hujan. Terpaksa kami menunggu hingga hujan reda untuk berangkat ketempat tujuan. Keadaannya masih gerimis, namun kami tanpa pikir panjang memutuskan untuk segera berangkat. Kami adalah saya, mukhlis, ishak, hasan.
Ketika menempuh perjalanan menuju tujuan kami sempat menunggu kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya terlebih dulu. Karena waktu itu kendaraan bermotor, mobil, sangat ramai. Sehingga kami sulit untuk menyebrang. Ketika cukup lama kami menungu kendaraan melenggang maka waktu kami pun terkurangi. Setelah menanti cukup lama, kami melanjutkan perjalanan lagi. Pelan-pelan kami melaju. Kemudian semakin jauh kami melaju, dari arah yang sama bangunan pabrik Dua Kelinci sudah terlihat. Itu artinya tempat yang menjadi tujuan sudah hampir dekat. Laju kami terus terkendali, lancar dan akhirnya pelan-pelan kami menepi berjumpa dengan teman kami, Nur Hasanah dan Esti. Mereka dari desa bumi rejo. Kemudian kami berenam terus melanjutkan perjalanan.
Sampailah didepan rumah bapak Mustain. Semua turun dari motor dan merapikan baju yang terlihat basah karena tersirami gerimis ketika sedang melaju. Dengan perasaan malu-malu kami melangkah, memasuki rumah bapak Mustain. Tak lama kemudian terbukalah pintu rumah bapak mustain, ternyata yang membuka adalah istrinya. Kami dipersilahkan masuk dan menduduki kursi yang tertata rapi, siap untuk diduduki. Kemudian kami ditanya dari mana asal kami. Kami pun menjawab. “Terus ada perlu apa datang kesini?” Lanjut istri bapak Mustain. Kami pun menjawab, “maksud kedatangan kami disini selain silaturrohin juga mau bertemu bapak Mustain”.
Kami diminta untuk menuggu sebentar. Kamipun mengangguk menanti. Kami kira akan di panggilkan bapak Mustain untuk datang menemui kami diruang tamu, tapi ternyata istrinya keluar dari ruangan dalam dengan membawa minuman teh hangat diatas nampan dan disajikan pada kami.
“Terimaksih, Bu”. Agak serempak kami mengucapkannya. Tanpa lama-lama, istri bapak Mustain memberi penjelasan kalau kami diminta langsung bertemu bapak Mustain di ruang belakang. Kamipun menurut saja.
Sesampainya bertatap muka sama bapak Mustain, kami mengutarakan maksud kedatangan kami. Tak lupa sebelumnya berkenalan terlebih dulu. Panjang lebar kami bicara dan sampailah obrolan kami terdengar akrab, seger.
“Begini, untuk masalah itu saya sangat setuju. Seterusnya melobi-lobi kepada orang-orang yang dulunya pernah ikut menjalani apa yang sampean-sampaen maksudkan. Bisa kepada bapak Badruddin, bapak Selamet”. Begitulah penjelasan dan arahan dari bapak Mustain yang diberikan pada kami. Tatapan suka, perasaan senang, pikiran seger, itulah akhir dari pembicaraan kami pada bapak Mustain. Kerana kami mendapat penyegaran jalan dan titik awal yang harus kami kerjakan selanjutnya. Dengan iringan do’a, bapak Mustain menutup pertemuan itu.
Suara adzan menggema. Mengiringi perjalanan kami. Berarti suara adzan itu bertanda sholat maghrib mesti dikerjakan. Di sebelah jalan yang tak jauh dari rumah bapak Mustain, ada masjid besar dan kami berjama’ah ditempat itu.
Usai sholat maghrib, kami bertemu dengan remaja masjid yang berkumpul di masjid. Kami pun berkenalan dan berbincang-bincang sebentar. Ternyata mereka selain remaja masjid juga mengenal bapak Zahid, yang akan kami kunjungi. Kami diberitahu dimana rumah bapak Zahid. Lama kemudian kami berjalan dan sampailah dirumah bapak Zahid.
Kami mengucap salam. Dari dalam rumah ada suara jawaban salam dari seorang perempuan. Yang ternyata istri bapak Zahid. Kemudian Kami dipersilahkan masuk dan menunggu dulu di kursi yang tersedia diruang tamu.. Karena bapak Zahid masih berdzikir, katanya. Kami pun mengangguk.
Beberapa menit kemudian, keluarlah bapak Zahid dari ruangan dalam dan mendekati kami yang sedang duduk. Segera satu persatu kami bersalaman. Kami ditanya apa tujuan kami datang. Kemudian dari teman saya ishak membuka dan menjabarkan maksud kedatangan kami kerumah bapak Zahid.
Anggapan baik, ucapan setuju dan bersedia menerima maksud kami, maka bapak Zahid memberi pengarahan yang membuat kami terseyum. Seakan jalan kami selalu diberi kelancaran.
“Jika hal itu benar-benar sudah niatan dari sampan-sampean langkah selanjutnya adalah menemui bapak Badruddin. Karena dulu tahun 1997 sudah dijalankan dan lama-kelamaan hingga sekarang tidak ada tindaklanjutnya.” Penjelasan dari bapak Zahid.
Kami mengangguk dan memahami apa yang dikatakan bapak Zahid. Itu berarti kami harus segera menemui bapak Badrudin dan membicarakannnya. Ketika kami bertanya dimana alamatnya? Segera kami di beritahu arah menuju rumah bapak Badruddin dan kami juga di beritahu nomer hp-nya. Selanjutnya pembicaraan kami diakhiri do’a yang dipimpin langsung oleh bapak Zahid. Dengan rasa terimakasih kami ucapakan.
Malam merangkak memenuhi waktu yang berputar. Kendaraan dijalan raya masih ramai seperti malam biasanya. Dengan semangat, perasaan senang kami sepakat meneruskan perjalanan menuju kerumah bapak Badruddin. Ketika laju kami sudah sampai disuatu gang, kami segera masuk terus melaju mengikuti arah jalan gang itu.
Di dekat masjid kami bertanya kepada seseorang yang usai melaksanakan sholat isya’. Dengan senang hati seseorang itu menunjukkan rumah bapak Badruddin. Tidak lama sampailah kami di depan pelataran rumah bapak Badruddin dan kami diterima dengan baik.
Kami segera masuk rumah setelah bapak Badruddin mempersilahkan kami masuk. Dikursi yang berada diruang tamu kami duduki bersama sesekali kami memperhatikan sekeliling ruangan. Kemudian bapak badruddin bertanya apa madsud dan keinginan kami datang kesini. Panjang lebar kami berbincang-bincang dan pada akhirnya kami dapat persetujuan juga.
Segala informasi dan langkah kami dapatkan dari bapak Badruddin. Terlebih dalam waktu dekat diharapkan sudah bisa dibentuk kepengurusan dan siap untuk di jalankan bersama-sama di kemudian hari. Perasaan lega, senang mengiringi kepulangan kami. Disinilah awal kami akan terus melanjutkan perjalanan apa yang menjadi cita-cita kami mendirikan sebuah wadah islami yang awal terbaurnya dari kehidupan pesantren. MM=Birri Zamrock, 2011.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

meh mendirikan opo bro?

www.birrizamrock.com mengatakan...

oh...PAC IPNI KEC> MARGOREJO>>IKUT AH?

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India