Kamis, 23 Juni 2011

afifxlalutavaul: profilku

afifxlalutavaul: profilku: "Selamat datang disitus resmiku... jika teman-teman setelah mengunjungi disini tolong tinggalka jejak ya... selamat bergabung di situsku.. ..."

Minggu, 24 April 2011

Ketika balik memanggil Senja

Perjalananku waktu masih lugu, tanpa keberanian menyapa senja telah menghadirkan nilai yang tak memberiku nyali. meskipun diriku telah lahir dengan tercukupi, terutama teman-teman sejati. disamping, dari arah dan jalur mana saja setiap aku melangkah, bertengok tanpa memberi selalu ada getiran jiwa terpenuhi rasa,itu karena mereka menyapaku. lantas, sekian lama, berhari-hari hingga dua, tiga, empat tahun ketika bertemu senja kemudian menyapanya, langkahku semakin ingin cepat. bukan kenangan yang kuharapkan, bukan harapan yang kudampakan, bukan pula butiran-butiran angka emas yang ku impikan, namun goresan pena. ya, goresan pena yang ku pelajari, ku mencoba berlari belajar meengkuh pengalaman jjiwa untuk hidup bersamanya senja nanti. begitu waktu telah mengatur langkahku, yang terasa gunjingan memenuhi di pikiran dan perasaan, kurelakan semua mengejarku. kuserahkan jiwaku untuk semua itu. jadi hambar, temaram, itulah yang terpandang. tapi, setelah itu untuk saat ini, kekuatan senja hadir memberi ajaran kepdaku. menata lanagkah jalanku, hingga terlihat kini pendirian-pendirian, rumusan-rumusan jiwa bersanding. mengajakku menari bersama angin. ku senang dengan adanya keberhasilanku mencipta segala arah untuk mereka tekuni. aku bangga apa yang telah di ajarkan senja kepadaku.lagi-lagi aku tak mengerti, Ketika balik memanggil Senja, kenapa begitu ku panggil jiwamu, kusebut senjaku malah berpaling dari pandangan hatiku. senja, terima kasih kau telah mengajariku lebih dewasa, menjadi pujangga meski bersala dari desa, dan mengerti apa itu makna cinta sempurna, sejati!
Birri Zamrock, 2100

Senin, 18 April 2011

Silaturrohim Toko-Tokoh Kecamatan Margorejo

Perjalanan silaturrohim bersama teman-teman dari kecamatan margorejo kemarin sore (17/4) berjalan sesuai yang dijadwalkan. Tempat yang direncanakan adalah pertama rumah bapak Mustain, kamudian bapak zahid, desa kaliampo. Yang terletak di sebelah jalan utara jurusan Pati-Kudus. Jam setengah lima sore kami baru melakukan perjalanan, karena jam yang dijadwalkan sebelumnya jam 3 sore turun hujan. Terpaksa kami menunggu hingga hujan reda untuk berangkat ketempat tujuan. Keadaannya masih gerimis, namun kami tanpa pikir panjang memutuskan untuk segera berangkat. Kami adalah saya, mukhlis, ishak, hasan.
Ketika menempuh perjalanan menuju tujuan kami sempat menunggu kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya terlebih dulu. Karena waktu itu kendaraan bermotor, mobil, sangat ramai. Sehingga kami sulit untuk menyebrang. Ketika cukup lama kami menungu kendaraan melenggang maka waktu kami pun terkurangi. Setelah menanti cukup lama, kami melanjutkan perjalanan lagi. Pelan-pelan kami melaju. Kemudian semakin jauh kami melaju, dari arah yang sama bangunan pabrik Dua Kelinci sudah terlihat. Itu artinya tempat yang menjadi tujuan sudah hampir dekat. Laju kami terus terkendali, lancar dan akhirnya pelan-pelan kami menepi berjumpa dengan teman kami, Nur Hasanah dan Esti. Mereka dari desa bumi rejo. Kemudian kami berenam terus melanjutkan perjalanan.
Sampailah didepan rumah bapak Mustain. Semua turun dari motor dan merapikan baju yang terlihat basah karena tersirami gerimis ketika sedang melaju. Dengan perasaan malu-malu kami melangkah, memasuki rumah bapak Mustain. Tak lama kemudian terbukalah pintu rumah bapak mustain, ternyata yang membuka adalah istrinya. Kami dipersilahkan masuk dan menduduki kursi yang tertata rapi, siap untuk diduduki. Kemudian kami ditanya dari mana asal kami. Kami pun menjawab. “Terus ada perlu apa datang kesini?” Lanjut istri bapak Mustain. Kami pun menjawab, “maksud kedatangan kami disini selain silaturrohin juga mau bertemu bapak Mustain”.
Kami diminta untuk menuggu sebentar. Kamipun mengangguk menanti. Kami kira akan di panggilkan bapak Mustain untuk datang menemui kami diruang tamu, tapi ternyata istrinya keluar dari ruangan dalam dengan membawa minuman teh hangat diatas nampan dan disajikan pada kami.
“Terimaksih, Bu”. Agak serempak kami mengucapkannya. Tanpa lama-lama, istri bapak Mustain memberi penjelasan kalau kami diminta langsung bertemu bapak Mustain di ruang belakang. Kamipun menurut saja.
Sesampainya bertatap muka sama bapak Mustain, kami mengutarakan maksud kedatangan kami. Tak lupa sebelumnya berkenalan terlebih dulu. Panjang lebar kami bicara dan sampailah obrolan kami terdengar akrab, seger.
“Begini, untuk masalah itu saya sangat setuju. Seterusnya melobi-lobi kepada orang-orang yang dulunya pernah ikut menjalani apa yang sampean-sampaen maksudkan. Bisa kepada bapak Badruddin, bapak Selamet”. Begitulah penjelasan dan arahan dari bapak Mustain yang diberikan pada kami. Tatapan suka, perasaan senang, pikiran seger, itulah akhir dari pembicaraan kami pada bapak Mustain. Kerana kami mendapat penyegaran jalan dan titik awal yang harus kami kerjakan selanjutnya. Dengan iringan do’a, bapak Mustain menutup pertemuan itu.
Suara adzan menggema. Mengiringi perjalanan kami. Berarti suara adzan itu bertanda sholat maghrib mesti dikerjakan. Di sebelah jalan yang tak jauh dari rumah bapak Mustain, ada masjid besar dan kami berjama’ah ditempat itu.
Usai sholat maghrib, kami bertemu dengan remaja masjid yang berkumpul di masjid. Kami pun berkenalan dan berbincang-bincang sebentar. Ternyata mereka selain remaja masjid juga mengenal bapak Zahid, yang akan kami kunjungi. Kami diberitahu dimana rumah bapak Zahid. Lama kemudian kami berjalan dan sampailah dirumah bapak Zahid.
Kami mengucap salam. Dari dalam rumah ada suara jawaban salam dari seorang perempuan. Yang ternyata istri bapak Zahid. Kemudian Kami dipersilahkan masuk dan menunggu dulu di kursi yang tersedia diruang tamu.. Karena bapak Zahid masih berdzikir, katanya. Kami pun mengangguk.
Beberapa menit kemudian, keluarlah bapak Zahid dari ruangan dalam dan mendekati kami yang sedang duduk. Segera satu persatu kami bersalaman. Kami ditanya apa tujuan kami datang. Kemudian dari teman saya ishak membuka dan menjabarkan maksud kedatangan kami kerumah bapak Zahid.
Anggapan baik, ucapan setuju dan bersedia menerima maksud kami, maka bapak Zahid memberi pengarahan yang membuat kami terseyum. Seakan jalan kami selalu diberi kelancaran.
“Jika hal itu benar-benar sudah niatan dari sampan-sampean langkah selanjutnya adalah menemui bapak Badruddin. Karena dulu tahun 1997 sudah dijalankan dan lama-kelamaan hingga sekarang tidak ada tindaklanjutnya.” Penjelasan dari bapak Zahid.
Kami mengangguk dan memahami apa yang dikatakan bapak Zahid. Itu berarti kami harus segera menemui bapak Badrudin dan membicarakannnya. Ketika kami bertanya dimana alamatnya? Segera kami di beritahu arah menuju rumah bapak Badruddin dan kami juga di beritahu nomer hp-nya. Selanjutnya pembicaraan kami diakhiri do’a yang dipimpin langsung oleh bapak Zahid. Dengan rasa terimakasih kami ucapakan.
Malam merangkak memenuhi waktu yang berputar. Kendaraan dijalan raya masih ramai seperti malam biasanya. Dengan semangat, perasaan senang kami sepakat meneruskan perjalanan menuju kerumah bapak Badruddin. Ketika laju kami sudah sampai disuatu gang, kami segera masuk terus melaju mengikuti arah jalan gang itu.
Di dekat masjid kami bertanya kepada seseorang yang usai melaksanakan sholat isya’. Dengan senang hati seseorang itu menunjukkan rumah bapak Badruddin. Tidak lama sampailah kami di depan pelataran rumah bapak Badruddin dan kami diterima dengan baik.
Kami segera masuk rumah setelah bapak Badruddin mempersilahkan kami masuk. Dikursi yang berada diruang tamu kami duduki bersama sesekali kami memperhatikan sekeliling ruangan. Kemudian bapak badruddin bertanya apa madsud dan keinginan kami datang kesini. Panjang lebar kami berbincang-bincang dan pada akhirnya kami dapat persetujuan juga.
Segala informasi dan langkah kami dapatkan dari bapak Badruddin. Terlebih dalam waktu dekat diharapkan sudah bisa dibentuk kepengurusan dan siap untuk di jalankan bersama-sama di kemudian hari. Perasaan lega, senang mengiringi kepulangan kami. Disinilah awal kami akan terus melanjutkan perjalanan apa yang menjadi cita-cita kami mendirikan sebuah wadah islami yang awal terbaurnya dari kehidupan pesantren. MM=Birri Zamrock, 2011.

Sabtu, 02 April 2011

PUISI-PUISI SENJA


Senja di Kotaku
Kotaku . . .
Kotaku di malam hari
Yang selalu kuinjak dengan kaki
Di sepanjang jalan
Kau menghadirkan sepasang hati
Kenangan kenangan pun kian menepi
Kisah kisah pun hinggap dan terbang lagi
Dari sebuah kota lain memandang
Bisakah gerangan mengajariku menari?
Tapi siapa sangka
Langit tak beri izin pada kami
Suara gemuruh menghampiri
Guyuran air jatuh ke bumi
Semua menjaga diri, lari
Kotaku senja di malam ini
Tahun Baru Malam Kelima
Birri Zamrock
*******
Menawan dibalik Senja
Kubiarkan diriku terus berjelaga
Hingga renta ragaku kian terasa
Mencoba menyibak tirai itu
Wajah yang sayu menutup matanya
Hingga lelah jiwaku makin mendera
Hingga bosan lisanku makin bersua
Mencoba…..mencari jawab
Dari apa yang tak mampu kujawab
Mencoba……mencari celah
Dari ruang yang tertutup rapat
Mencoba….memungut tawa
Dari hujan tangis yang baru reda
Hingga mampu kurasa
Bahwa kali ini, senja
Teramat menawan di dada
Saat langit sayup penuh keteduhan
Saat gerimis hati perlahan dapat terabaikan

Tahun Baru Malam Keempat
Birri Zamrock

*******
Senja Kecilku
Kian malam larut,
Merangkak membawa waktu
Ketika memandang bulan
Mendung...kelabu
Untaian seyum datang
Dari senja kecilku
Melirikku dari arah sana
Di malamnya..tempat ia menuai ilmu
Menawan....
Aku pun terseyum
Memandangnya dalam remang
Sungguh, senja kecilku lucu
Sebutanku padanya
Sejak beberapa tahun lalu
Malam ini..
Ia pun berkata kepadaku
"Met tidur dulu,"
"Iya senja kecilku...."
Jawabku lugu
Tahun Baru Malam Ketiga
Birri Zamrock

 *******
Senja yang lain
Begitu ia hadir kembali
Dengan paras yang jauh terpandang
Anggun,
Manis,
Seyum dewasa,
Kekagamuman menimpa
Diriku, yang waktu lalu
Kehilangan wajahnya
Kehilangan seulas seyum manisnya, cintanya
Kini akupun kembali
Kembali Memimpikannya
Bersama Kehadirannya
Huh, benar itu hanya mimpi
Walau kian mendekat
Hatiku layu
Tiada senja di hamparan luas
Di hatiku, yang menantinya
Mulai satu, tiga, hingga dua belas hari
Satu, dua, hingga bertahun-tahun lamanya
Ketika aku mencoba mengiranya
Karena hanya senja lain yang menyapaku
Bukan darinya untukku………………..
Benarkah Seyum Senja menepisku?


Tahun Baru Malam Kedua
Birri Zamrock

PELATIHAN JURNALISTIK PRAKTIS




PELATIHAN JURNALISTIK PRAKTIS: Penulis Muhammad Mubarok menyampaikan materi “Melejitkan Potensi Jurnalistik Pada Remaja” dalam DIKLAT KEPEMIMPINAN di Auditorium Balai Desa Lahar yang diadakan dari MA Salafiyah Lahar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati kemarin (5/1).
Dalam pelatihan yang berlangsung mulai pukul 14.00-16.00 WIB itu dan dimoderatori oleh Guru MA Salafiyah Lahar Bapak Asmu’i tersebut, Mubarok menjabarkan beberapa hal tentang kehidupan kepenulisan atau jurnalistik kepada ratusan pelajar siswa-siswi MA Salafiyah Lahar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Tapi, Sebelum memasuki materi Mubarok meminta kepada Muhammad Mukhlis, teman yang menemaninya untuk memberikan sebuah motivasi dari Film “Kisah Katak Kecil”, terlebih dahalu yang ditanyangkan di layar untuk diperlihatkan pada peserta.
Kemudian ketika memasuki materi, peserta diperkenalkan bagaimana menerbitkan sebuah media sekolah dan diakrabkan praktek menggunakan pertanyaan melalui 5 W+ 1H, serta langkah-langkah mudah menyusun hasil wawancara. “Yang terpenting setelah memiliki catatan hasil wawancara segera disusun dengan mengetahui topik atau pokok bahasan inti untuk dijadikan sebuah kalimat utama.” Ujar Mubarok, Pimpinan Redaksi Buletin Teropong Mahasiswa “TERMA” STAIP, ketika Muhamad Ridwan salah satu peserta bertanya.
Dikatakan, hendaknya ketika menyusun catatan hasil wawancara jangan sampai berhenti ditengah-tengah sebelum selesai terlebih dahulu. Jika semua catatan sudah tertulis, diteruskan merangkainya menjadi beberapa kalimat sehingga tersusun beberapa paragaraf. Setelah itu baru mengulang atau mengoreksi kaimat-kalimat yang belum menarik dibaca. “Lakukan bagitu seterusnya dan jangan terjebak atau berhenti lama-lama di tengah-tengah ketika sedang membacanya, karena itu sangat menghambat dalam meyempurnakan paragraf”. Imbuhnya.
Dipelatihan itu Mubarok memberikan praktek sederhana kepada peserta yang tidak lain adalah permainan menulis kalimat. Sebelumnya semua peserta diminta untuk menyiapkan kertas kecil terlebih dahulu kemudian ditulis kata Subyek. Begitu usai semua menuliskannya, kertas tersebut di tukarkan, tidak boleh memegang kertasnya sendiri. Kemudian Mubarok menyuruh melanjutkan untuk menulis kata Predikat setelah kata Subyek dan kemudian ditukar lagi. Dilanjutkan setelah semua menukarkan kertas tersebut, diteruskan kembali peserta untuk menulis kata yang mengandung Keterangan Tempat dan ditukarkan lagi. Yang terakhir peserta untuk menuliskan kata Keterangan Waktu.
Setelah peserta usai menulis kata-kata di kertas, Mubarok menunjuk Sri Muryati, salah satu peserta untuk membacakan kata-kata dari kertas yang didapat dari temannya tersebut. Mendengar dari apa yang dibaca peserta, kemudian peserta yang lain menertawakannya. Ternyata kalimat tersebut bukan berbentuk sebuah kalimat menarik, namun kalimatnya tersusun lucu. Kemudian Mubarok menyuruh masing-masing peserta membaca kertas yang dipegangnya tadi dan semua terseyum tertawa. Sungguh menarik aksi permainan menulis kalimat yang dilakukan oleh Mubarok.
Penerbitan Mading dan Buletin
Usai permainan, Mubarok meneruskan memberikan penjabaran serangkaian pokok-pokok pembuatan mading dan buletin. Dikatakan, kalau alangkah menariknya sekolah itu jika memiliki mading (majalah dinding) dan buletin. Ini dimaksudkan untuk memberikan ruang atau wadah bagi siswa-siswi menyalurkan hasil tulisannya. “untuk mading sebaiknya jangan di sekolah saja, bagi pelajar hendaknya memilki mading pribadi dirumah untuk menempatkan hasil tulisannya sendiri maupun tulisan-tulisan orang lain. Inilah yang belum di lakukan kebanyakan orang.” Kata Mubarok yang berusaha memberi jalan mudah bagi peserta. Dia juga mengatakan kalau dirinya sudah mempunyai mading pribadi dirumah sejak lama dan banyak diisi tulisan-tulisannya. Selain itu juga hasil karya atau tulisan dari teman-temannya.
Pembuatan buletin sekolah mencakup semua isi yang tidak jauh beda dari pengisian mading. Kalau buletin lebih banyak menunya. Katanya, jika nama dan struktur buletin sudah terbetuk segeralah membentuk rapat redaksi untuk menentukan menu apa saja dalam buletin tersebut. Mubarok memperkenalkan pada peserta bahwa menu yang terpenting dibuletin bisa Laporan Utama (Laput), Laporan Khusus (Lapsus). Artikel, Opini, Pojok Sekolah, Karikatur, Hiburan : Cerpen, puisi, serta Tips. “Selain itu juga bisa ditambah lagi, itu kesepakatan redaksi dan pembimbing dari sekolah.” Tambahnya.
Adapun pengelolaan menu tersebut semua bisa dikerjakan melalui bagi-bagi tugas dan kekompakan redaksi terjaga. Dalam materi yang disampaikan Mubarok, disini serangkain kerja redaksi pembuatan buletin diperlukan anatara lain pendalaman tema, hunting (cari data), penulisan naskah, editing, lay out, hingga naik cetak kemudian distribusi.
Kemudian diakhir penyampaian materi yang berjalan selama kurang lebih dua jam itu, Mubarok yang termasuk pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) Pati, memberikan pesan kepada peserta untuk segera menulis dengan 3 Tips. Yaitu “tulis saja, tulis saja, tulis saja”.MM=Birri Zamrock

Kamis, 31 Maret 2011

CERPENKU

SANGGAR B’NALU
oleh: birrizamrock@yahoo.co.id

Bukan main-main dan bukan untuk dimainkan, apalagi dipermainkan. Tak boleh. Mau tak mau harus percaya bila sekarang ini telah lahir, dunia telah membuka dan memunculkan generasi pejuang baru. Hah, kok kayak mau perang aja. Ada apa sih? Hihihi…takut! Boleh diketahui sekarang. Kini sebuah nama baru yang terbentuk dari kesepakatan, tentunya melalui persetujuan musyawarah dan memakai perenungan yang mantap, nama itu kenyataannya benar-benar terucapkan lewat mulut penghuni dunia dan seluruh alam menyepakatinya. “Sepakat”. Kata mereka.
Sebutlah nama itu, B’NALU.
Yah, B’nalu adalah sebuah nama organisasi yang anggotanya_hanya_terdiri dari 4 cowok. Tak boleh kurang dan tak boleh ditambahi. Emm…gak macem! Mereka mengklaim bahwa mereka reingkarnasinya F4. Itu sudah menjadi keputusan mereka. Gak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Hebatnya jack, mereka punya semboyan unik yang mungkin memang sangat bertentangan dengan nama organisasi mereka yaitu “We Are One, We love Peace, Because We Are B’nalu”. Itulah semboyan berkualitas ciptaannya. Memang aneh sih namanya, tapi harus gimana lagi! Kita mesti terima. Masalahnya sekali lagi gak bisa diganggu gugat.
Tak boleh dipungkiri, mereka mengatakan kalau B’nalu tidaklah parasit yang sepengetahuan kebanyakan orang adalah merugikan. Namun sesuai dengan namanya,” B’nalu itu kepanjangan dari inisial personil kami yaitu B’rock, Nabiel, Luthfi, Ulum”. Kata B’rock salah satu pentolan B’nalu.
*****
Pagi yang cerah, seperti biasa 4 cowok keren yang ngaku-ngaku reingkarnasi F4 :B’rock, Nabiel, Luthfi, Ulum_sedang memulai rutinitas mereka yang baru, Mejeng. Dipinggir perempatan jalan yang sementara belum ada namanya itu adalah tempat termanis untuk memasang tampang mereka. Ya bila beralasan, banyak makhluk-makhluk cantik, beramai-ramai melewati jalan ini. Mereka sebetulnya sadar kalau tampang mereka saat itu pas-pasan. Gak begitu maniz-maniz amat dan gak kecut-kecut pula. Loh, kok tiba-tiba gak jelas gitu sih? Haluuahh….tampangnya jadi sulit ditebak. Haha…gelap! Namun bagaimanapun keadaan mereka, bila masih bisa diyakinkan, mereka tetap gak mau menyerah begitu saja. Terus berjuang pantang mundur man…Bila ditanya, kenapa kalian begitu pe-de? Maka dengan semangat ’45 merekapun menjawab serempak. “Karena kita orang Indonesia!”
Semua personil B’nalu menggeleng sambil melongok-longokkan kepalanya kejalan. Mungkin aja makhluk yang ditunggunya sudah lewat. Gadis cantik berambut seksi.
Tak lama kemudian, “Hai manizz…..ikutan dong?” serempak para personil B’nalu menyapa kepada gadis-gadis muda yang barusan lewat didepan mereka. Namun, tak ada satupun dari segerombolan gadis itu yang memperhatikannya. Jalan terus. Apalagi sautan kata balik, mahal kali menurut para gadis itu. Huwah, lantas mau gak mau B’rock sewot, Nabiel mengomentarinya, Luthfi protes berat, sedang Ulum malah berdakwah. Loh..loh..mereka geger. Santai jack, bisa dicantumkan kata-kata mereka satu per satu, biar jelas.
“Loh..loh…kok mereka malah pergi begitu saja. Berani-beraninya kita dicuekin! Emang mereka gak tahu siapa sebenarnya kita?” B’rock sewot, kebingungan, mukanya memerah. Seperti buah mangga siap dimakan. Tapi beruntungnya gak ada yang mau memakannya. Hehe..selamet.
“Iya. benar man. Mereka emang gak tahu siapa sebenarnya kita. Mungkin mereka belum lihat promosi perkenalan diri kita lewat B’nalu, yang kita pajang dikoran kemarin. Waduh gawat, gawat! Mereka TELMI ( Telat Mengetahui Informasi )”. Komentarnya Nabiel, sebagai tambahan dan memperkuat sambungan alasan yang dilontarkan B’rock bila gadis-gadis itu tahu dan menimpali. Tapi itu kelihatannya tak mungkin.
“Kalau begitu, gue setuju man. Mereka memang gawat, darurat malah! Baru kita sapa aja sudah berani buat kurangajar. Tak sopan memalingkan wajah kita. Ehemm…perlu ditindak lanjuti lebih lanjut. Padahal wajah kita kan nyata-nyata ganteng to?” secepat kilat, entah datang angin apa ditelinganya Luthfi, dia ikut-ikutan protes segala. Apa mungkin karena ada hubungan dengan wajahnya? Ah, tak jelas lagi!
“Eit, entar dulu man. Kita sebagai B’nalu harus bisa memaklumi sikap mereka. Tak boleh berprasangka buruk dulu ama orang lain. Termasuk terhadap gadis-gadis tadi. Ingat, dosa loh. Kita mesti sabar, kan kata Ustad Sanusi, bila kita sabar Tuhan akan menyayangi kita. Jadi teruskan perjuangan kita! serbu….?” begitu eloknya nasehat Ulum. Mungkin kalau kata-katanya dapat dijual, pasti harganya mahal. Sangat berharga. Wah..jadi kaya tuh B’nalu nantinya. Emm, masalahnya, kata-kata kok dijual, yo lucu go!
Secara otomatis, langsung serempak mereka melontarkan isi hati mereka yang kebetulan sama. “Injih pak ustadz, matur suwun”.
Semua ketawa, berderai-derai dipinggir jalan.
Kemudian tanpa menunggu lama, mereka melanjutakn kembali aktivitasnya. Diatas bambu yang sudah diubah menjadi tempat duduk, berupa angkruk yang bercat kecoklatan itu, dan bertuliskan Sanggar B’nalu, dibawah pohon kersen, dengan asyik mereka mendudukinya. Hingga waktu tak mampu menunggu lama-lama. Akhirnya jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.00 wib. Berarti sejak awal hingga sekarang telah menunjukkan 1 jam sudah mereka memasang tampangnya.
“Aduh, capek!” mereka melemas. Nggleyor-nggleyor. Vitaminnya menurun. Bagaikan pohon tebu yang sudah berjejer rapi, tiba-tiba melepes. Kini Pikiran mereka berjalan kemana-mana, mengarah yang tak pasti. Jadi melamun.
“Ha..ha..ha..” mereka ketawa sendiri-sendiri. Apa sesuatu yang terjadi dibenak mereka? Pastinya tak gila. Oh….mereka teringat masa lalu.
Kembali kesatu masa lalu mereka. Dipingir perempatan jalan, mereka menunggu makhluk cantik yang biasa melewati jalan itu. Mereka menyebutnya jal;an kenangan. Apa sebabnya? Karena jalan itu banyak menyimpan kenangan dimasa kanak-kanak mereka. Kenangan terindah…katanya.
Ceritanya bermula saat mereka sedang iseng menggoda Waria yang lagi berjalan, bergaya dengan memamerkan body_nya yang merangsang. Mountok.
“Wao, wao, Seksi.” Kata mereka serempak. Mereka lantas mengikutinya sambil bersuit-suit centil. “Suit-siut…” lanjut ulah mereka.
Waria itupun menjadi besar kepala sembari terseyum manis. Eh, gak deh! Pahit!
Saat itu, lagi enak-enaknya menggoda, tiba-tiba aja ada sesosok makhluk cantik yang lari pagi disamping mereka. Kali ini benar-benar bidadari. Bukan waria lagi.
“Aduh…cantiknya.” Seru mereka hampir serempak, hanya beda 5 detik aja.
Kontan aja si Waria yang ngerasa dipuji, dan doi jadi tinggi hati. “Masa’ sih, gue cantik. Gue kan setengah lelaki.” katanya bangga setengah bingung.
“Yeh, bukan elo mas. Eh, Mbak. Tapi cewek itu yang barusan lewat.” Seru B’rock. Sedang Nabiel, Luthfi, Ulum, mengejeknya. “Ye..ye...ye…”.
Mendadak wajah Waria menjadi merah padem. Tersinggung dan marah akhirnya.
Melihat wajah Waria yang begitu cepat berubah menakutkan, B’rock segera mengomando teman-temannya, “Pasukan, semuanya mundur…”
Merekapun mematuhi perintah, secapat mungkin semua pasukan merunduk dan lari dari tempatnya sambil tertawa terbahak-bahak.
Nah, begitulah semula peristiwa yang menimpa dimasa lalu mereka. Sejak itulah B’nalu terbentuk dan ditetapkan hingga sekarang.
Kini Pikiran mereka buyar. Kenangan terindah mereka tidak terceritakan lagi. Hari ini mereka benar-benar merasa lelah. Makhluk cantik yang mereka tunggu-tunggu belum juga nongol.
“Aduh… capek nich. Udah satu jam kita nunggu disini, tapi Si doi belum juga nongol-nongol. Mendingan kita pulang aja yuk?” ajak B’rock melas, maklum jack vitaminnya habis.
“Sama. Gue juga lelah. Ah, tapi ntar aja dulu man. Nanggung. Gue yakin Si doi bakal lewat sini kok.” Kata Nabiel mantap, penuh semangat. Biasa dia emang demen banget ama cewek yang pake cantik-cantik gitu.
“Tapi sampai kapan kita nenunggunya? Mendingan kita makan aja yuk, diwarung Pesisir? Udah laper nich. Lagian gue kan pengen gemuk.” Gerutu Luthfi yang ngebet banget pengen gemuk. Maklum jack, dia kan super langsing. Dia takutnya kebawa angin kencang, terus melayang langsung hilang. Buuurr
“Sabar man, orang sabar itu disayang Tuhan loh. Kita coba tunggu satu jam lagi, kalo belum juga nongol baru kita cabut, ok!” Bujuk Ulum yang demen banget berdakwah. Dia mengidolakan Ustad Sanusi. Beruntung ya, B’nalu, Punya personil yang semangatnya gede seperti dia. Wah, perlu dihargai nich.
Tek…tek….tek,,,,,suara jarum jam berjalan.
Nggak berapa lama, hanya 5 detikan jarum jam aja, akhirnya makhluk cantik yang ditunggu-tunggunyapun datang. Tiba dilokasi mejeng mereka. Gadis itu terlihat mempesona. Sorot matanya, seyumnya, dan gerak laku lugunya, membuat para personil B’nalu tergoda. Mendadak mata mereka belalaan melihatnya, melebar selebar mata sapi. Jadi, mereka yang akrab disebut reingkarnasi F4 itu terpesona setengah mati. Badan yang tadinya lemes, kini penuh vitamin, lebih bugar. Sehingga mereka terkesan kayak Aderai, sang atlet Indonesia.
Tanpa dikomando langkah demi langkah B’rock dan teman-temannya berjalan menuju cewek cantik yang jadi pujaan hati mereka. Sebelumnya B’rock mempersiapkan mereka dulu. “Semuanya siap grak. Maju jalan.” Terus Nabiel berjalan dibelakangnya B’rock, diikuti Luthfi dibelakang, disambung lagi Ulum paling belakang. ” Satu dua, satu dua, satu dua,” ucap mereka kompak.
“Hai cantik, boleh kenalan nggak?” sapa mereka serempak, setengah romantis. Saat mereka telah sampai didekat gadis itu.
Langsung aja si doi senyum manis, dan menjawab “ hai juga.” Kali ini ada jawaban. Meski sempat kaget sih awalnya.
Aduh…senengnya hati mereka. “Beruntung-beruntung,” demam mereka dalam hati. Lantas satu per satu memperkenal diri hingga selesai.

BIRRI ZAMROCK

BIRRI ZAMROCK

Selamat datang di situs resmiku!
Jangan lupa mampir ya.... dan tinggalkan jejak Friend di blog ini. OK!

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India