Sabtu, 02 April 2011

PELATIHAN JURNALISTIK PRAKTIS




PELATIHAN JURNALISTIK PRAKTIS: Penulis Muhammad Mubarok menyampaikan materi “Melejitkan Potensi Jurnalistik Pada Remaja” dalam DIKLAT KEPEMIMPINAN di Auditorium Balai Desa Lahar yang diadakan dari MA Salafiyah Lahar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati kemarin (5/1).
Dalam pelatihan yang berlangsung mulai pukul 14.00-16.00 WIB itu dan dimoderatori oleh Guru MA Salafiyah Lahar Bapak Asmu’i tersebut, Mubarok menjabarkan beberapa hal tentang kehidupan kepenulisan atau jurnalistik kepada ratusan pelajar siswa-siswi MA Salafiyah Lahar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Tapi, Sebelum memasuki materi Mubarok meminta kepada Muhammad Mukhlis, teman yang menemaninya untuk memberikan sebuah motivasi dari Film “Kisah Katak Kecil”, terlebih dahalu yang ditanyangkan di layar untuk diperlihatkan pada peserta.
Kemudian ketika memasuki materi, peserta diperkenalkan bagaimana menerbitkan sebuah media sekolah dan diakrabkan praktek menggunakan pertanyaan melalui 5 W+ 1H, serta langkah-langkah mudah menyusun hasil wawancara. “Yang terpenting setelah memiliki catatan hasil wawancara segera disusun dengan mengetahui topik atau pokok bahasan inti untuk dijadikan sebuah kalimat utama.” Ujar Mubarok, Pimpinan Redaksi Buletin Teropong Mahasiswa “TERMA” STAIP, ketika Muhamad Ridwan salah satu peserta bertanya.
Dikatakan, hendaknya ketika menyusun catatan hasil wawancara jangan sampai berhenti ditengah-tengah sebelum selesai terlebih dahulu. Jika semua catatan sudah tertulis, diteruskan merangkainya menjadi beberapa kalimat sehingga tersusun beberapa paragaraf. Setelah itu baru mengulang atau mengoreksi kaimat-kalimat yang belum menarik dibaca. “Lakukan bagitu seterusnya dan jangan terjebak atau berhenti lama-lama di tengah-tengah ketika sedang membacanya, karena itu sangat menghambat dalam meyempurnakan paragraf”. Imbuhnya.
Dipelatihan itu Mubarok memberikan praktek sederhana kepada peserta yang tidak lain adalah permainan menulis kalimat. Sebelumnya semua peserta diminta untuk menyiapkan kertas kecil terlebih dahulu kemudian ditulis kata Subyek. Begitu usai semua menuliskannya, kertas tersebut di tukarkan, tidak boleh memegang kertasnya sendiri. Kemudian Mubarok menyuruh melanjutkan untuk menulis kata Predikat setelah kata Subyek dan kemudian ditukar lagi. Dilanjutkan setelah semua menukarkan kertas tersebut, diteruskan kembali peserta untuk menulis kata yang mengandung Keterangan Tempat dan ditukarkan lagi. Yang terakhir peserta untuk menuliskan kata Keterangan Waktu.
Setelah peserta usai menulis kata-kata di kertas, Mubarok menunjuk Sri Muryati, salah satu peserta untuk membacakan kata-kata dari kertas yang didapat dari temannya tersebut. Mendengar dari apa yang dibaca peserta, kemudian peserta yang lain menertawakannya. Ternyata kalimat tersebut bukan berbentuk sebuah kalimat menarik, namun kalimatnya tersusun lucu. Kemudian Mubarok menyuruh masing-masing peserta membaca kertas yang dipegangnya tadi dan semua terseyum tertawa. Sungguh menarik aksi permainan menulis kalimat yang dilakukan oleh Mubarok.
Penerbitan Mading dan Buletin
Usai permainan, Mubarok meneruskan memberikan penjabaran serangkaian pokok-pokok pembuatan mading dan buletin. Dikatakan, kalau alangkah menariknya sekolah itu jika memiliki mading (majalah dinding) dan buletin. Ini dimaksudkan untuk memberikan ruang atau wadah bagi siswa-siswi menyalurkan hasil tulisannya. “untuk mading sebaiknya jangan di sekolah saja, bagi pelajar hendaknya memilki mading pribadi dirumah untuk menempatkan hasil tulisannya sendiri maupun tulisan-tulisan orang lain. Inilah yang belum di lakukan kebanyakan orang.” Kata Mubarok yang berusaha memberi jalan mudah bagi peserta. Dia juga mengatakan kalau dirinya sudah mempunyai mading pribadi dirumah sejak lama dan banyak diisi tulisan-tulisannya. Selain itu juga hasil karya atau tulisan dari teman-temannya.
Pembuatan buletin sekolah mencakup semua isi yang tidak jauh beda dari pengisian mading. Kalau buletin lebih banyak menunya. Katanya, jika nama dan struktur buletin sudah terbetuk segeralah membentuk rapat redaksi untuk menentukan menu apa saja dalam buletin tersebut. Mubarok memperkenalkan pada peserta bahwa menu yang terpenting dibuletin bisa Laporan Utama (Laput), Laporan Khusus (Lapsus). Artikel, Opini, Pojok Sekolah, Karikatur, Hiburan : Cerpen, puisi, serta Tips. “Selain itu juga bisa ditambah lagi, itu kesepakatan redaksi dan pembimbing dari sekolah.” Tambahnya.
Adapun pengelolaan menu tersebut semua bisa dikerjakan melalui bagi-bagi tugas dan kekompakan redaksi terjaga. Dalam materi yang disampaikan Mubarok, disini serangkain kerja redaksi pembuatan buletin diperlukan anatara lain pendalaman tema, hunting (cari data), penulisan naskah, editing, lay out, hingga naik cetak kemudian distribusi.
Kemudian diakhir penyampaian materi yang berjalan selama kurang lebih dua jam itu, Mubarok yang termasuk pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) Pati, memberikan pesan kepada peserta untuk segera menulis dengan 3 Tips. Yaitu “tulis saja, tulis saja, tulis saja”.MM=Birri Zamrock

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India