Minggu, 24 April 2011

Ketika balik memanggil Senja

Perjalananku waktu masih lugu, tanpa keberanian menyapa senja telah menghadirkan nilai yang tak memberiku nyali. meskipun diriku telah lahir dengan tercukupi, terutama teman-teman sejati. disamping, dari arah dan jalur mana saja setiap aku melangkah, bertengok tanpa memberi selalu ada getiran jiwa terpenuhi rasa,itu karena mereka menyapaku. lantas, sekian lama, berhari-hari hingga dua, tiga, empat tahun ketika bertemu senja kemudian menyapanya, langkahku semakin ingin cepat. bukan kenangan yang kuharapkan, bukan harapan yang kudampakan, bukan pula butiran-butiran angka emas yang ku impikan, namun goresan pena. ya, goresan pena yang ku pelajari, ku mencoba berlari belajar meengkuh pengalaman jjiwa untuk hidup bersamanya senja nanti. begitu waktu telah mengatur langkahku, yang terasa gunjingan memenuhi di pikiran dan perasaan, kurelakan semua mengejarku. kuserahkan jiwaku untuk semua itu. jadi hambar, temaram, itulah yang terpandang. tapi, setelah itu untuk saat ini, kekuatan senja hadir memberi ajaran kepdaku. menata lanagkah jalanku, hingga terlihat kini pendirian-pendirian, rumusan-rumusan jiwa bersanding. mengajakku menari bersama angin. ku senang dengan adanya keberhasilanku mencipta segala arah untuk mereka tekuni. aku bangga apa yang telah di ajarkan senja kepadaku.lagi-lagi aku tak mengerti, Ketika balik memanggil Senja, kenapa begitu ku panggil jiwamu, kusebut senjaku malah berpaling dari pandangan hatiku. senja, terima kasih kau telah mengajariku lebih dewasa, menjadi pujangga meski bersala dari desa, dan mengerti apa itu makna cinta sempurna, sejati!
Birri Zamrock, 2100

Senin, 18 April 2011

Silaturrohim Toko-Tokoh Kecamatan Margorejo

Perjalanan silaturrohim bersama teman-teman dari kecamatan margorejo kemarin sore (17/4) berjalan sesuai yang dijadwalkan. Tempat yang direncanakan adalah pertama rumah bapak Mustain, kamudian bapak zahid, desa kaliampo. Yang terletak di sebelah jalan utara jurusan Pati-Kudus. Jam setengah lima sore kami baru melakukan perjalanan, karena jam yang dijadwalkan sebelumnya jam 3 sore turun hujan. Terpaksa kami menunggu hingga hujan reda untuk berangkat ketempat tujuan. Keadaannya masih gerimis, namun kami tanpa pikir panjang memutuskan untuk segera berangkat. Kami adalah saya, mukhlis, ishak, hasan.
Ketika menempuh perjalanan menuju tujuan kami sempat menunggu kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya terlebih dulu. Karena waktu itu kendaraan bermotor, mobil, sangat ramai. Sehingga kami sulit untuk menyebrang. Ketika cukup lama kami menungu kendaraan melenggang maka waktu kami pun terkurangi. Setelah menanti cukup lama, kami melanjutkan perjalanan lagi. Pelan-pelan kami melaju. Kemudian semakin jauh kami melaju, dari arah yang sama bangunan pabrik Dua Kelinci sudah terlihat. Itu artinya tempat yang menjadi tujuan sudah hampir dekat. Laju kami terus terkendali, lancar dan akhirnya pelan-pelan kami menepi berjumpa dengan teman kami, Nur Hasanah dan Esti. Mereka dari desa bumi rejo. Kemudian kami berenam terus melanjutkan perjalanan.
Sampailah didepan rumah bapak Mustain. Semua turun dari motor dan merapikan baju yang terlihat basah karena tersirami gerimis ketika sedang melaju. Dengan perasaan malu-malu kami melangkah, memasuki rumah bapak Mustain. Tak lama kemudian terbukalah pintu rumah bapak mustain, ternyata yang membuka adalah istrinya. Kami dipersilahkan masuk dan menduduki kursi yang tertata rapi, siap untuk diduduki. Kemudian kami ditanya dari mana asal kami. Kami pun menjawab. “Terus ada perlu apa datang kesini?” Lanjut istri bapak Mustain. Kami pun menjawab, “maksud kedatangan kami disini selain silaturrohin juga mau bertemu bapak Mustain”.
Kami diminta untuk menuggu sebentar. Kamipun mengangguk menanti. Kami kira akan di panggilkan bapak Mustain untuk datang menemui kami diruang tamu, tapi ternyata istrinya keluar dari ruangan dalam dengan membawa minuman teh hangat diatas nampan dan disajikan pada kami.
“Terimaksih, Bu”. Agak serempak kami mengucapkannya. Tanpa lama-lama, istri bapak Mustain memberi penjelasan kalau kami diminta langsung bertemu bapak Mustain di ruang belakang. Kamipun menurut saja.
Sesampainya bertatap muka sama bapak Mustain, kami mengutarakan maksud kedatangan kami. Tak lupa sebelumnya berkenalan terlebih dulu. Panjang lebar kami bicara dan sampailah obrolan kami terdengar akrab, seger.
“Begini, untuk masalah itu saya sangat setuju. Seterusnya melobi-lobi kepada orang-orang yang dulunya pernah ikut menjalani apa yang sampean-sampaen maksudkan. Bisa kepada bapak Badruddin, bapak Selamet”. Begitulah penjelasan dan arahan dari bapak Mustain yang diberikan pada kami. Tatapan suka, perasaan senang, pikiran seger, itulah akhir dari pembicaraan kami pada bapak Mustain. Kerana kami mendapat penyegaran jalan dan titik awal yang harus kami kerjakan selanjutnya. Dengan iringan do’a, bapak Mustain menutup pertemuan itu.
Suara adzan menggema. Mengiringi perjalanan kami. Berarti suara adzan itu bertanda sholat maghrib mesti dikerjakan. Di sebelah jalan yang tak jauh dari rumah bapak Mustain, ada masjid besar dan kami berjama’ah ditempat itu.
Usai sholat maghrib, kami bertemu dengan remaja masjid yang berkumpul di masjid. Kami pun berkenalan dan berbincang-bincang sebentar. Ternyata mereka selain remaja masjid juga mengenal bapak Zahid, yang akan kami kunjungi. Kami diberitahu dimana rumah bapak Zahid. Lama kemudian kami berjalan dan sampailah dirumah bapak Zahid.
Kami mengucap salam. Dari dalam rumah ada suara jawaban salam dari seorang perempuan. Yang ternyata istri bapak Zahid. Kemudian Kami dipersilahkan masuk dan menunggu dulu di kursi yang tersedia diruang tamu.. Karena bapak Zahid masih berdzikir, katanya. Kami pun mengangguk.
Beberapa menit kemudian, keluarlah bapak Zahid dari ruangan dalam dan mendekati kami yang sedang duduk. Segera satu persatu kami bersalaman. Kami ditanya apa tujuan kami datang. Kemudian dari teman saya ishak membuka dan menjabarkan maksud kedatangan kami kerumah bapak Zahid.
Anggapan baik, ucapan setuju dan bersedia menerima maksud kami, maka bapak Zahid memberi pengarahan yang membuat kami terseyum. Seakan jalan kami selalu diberi kelancaran.
“Jika hal itu benar-benar sudah niatan dari sampan-sampean langkah selanjutnya adalah menemui bapak Badruddin. Karena dulu tahun 1997 sudah dijalankan dan lama-kelamaan hingga sekarang tidak ada tindaklanjutnya.” Penjelasan dari bapak Zahid.
Kami mengangguk dan memahami apa yang dikatakan bapak Zahid. Itu berarti kami harus segera menemui bapak Badrudin dan membicarakannnya. Ketika kami bertanya dimana alamatnya? Segera kami di beritahu arah menuju rumah bapak Badruddin dan kami juga di beritahu nomer hp-nya. Selanjutnya pembicaraan kami diakhiri do’a yang dipimpin langsung oleh bapak Zahid. Dengan rasa terimakasih kami ucapakan.
Malam merangkak memenuhi waktu yang berputar. Kendaraan dijalan raya masih ramai seperti malam biasanya. Dengan semangat, perasaan senang kami sepakat meneruskan perjalanan menuju kerumah bapak Badruddin. Ketika laju kami sudah sampai disuatu gang, kami segera masuk terus melaju mengikuti arah jalan gang itu.
Di dekat masjid kami bertanya kepada seseorang yang usai melaksanakan sholat isya’. Dengan senang hati seseorang itu menunjukkan rumah bapak Badruddin. Tidak lama sampailah kami di depan pelataran rumah bapak Badruddin dan kami diterima dengan baik.
Kami segera masuk rumah setelah bapak Badruddin mempersilahkan kami masuk. Dikursi yang berada diruang tamu kami duduki bersama sesekali kami memperhatikan sekeliling ruangan. Kemudian bapak badruddin bertanya apa madsud dan keinginan kami datang kesini. Panjang lebar kami berbincang-bincang dan pada akhirnya kami dapat persetujuan juga.
Segala informasi dan langkah kami dapatkan dari bapak Badruddin. Terlebih dalam waktu dekat diharapkan sudah bisa dibentuk kepengurusan dan siap untuk di jalankan bersama-sama di kemudian hari. Perasaan lega, senang mengiringi kepulangan kami. Disinilah awal kami akan terus melanjutkan perjalanan apa yang menjadi cita-cita kami mendirikan sebuah wadah islami yang awal terbaurnya dari kehidupan pesantren. MM=Birri Zamrock, 2011.

Sabtu, 02 April 2011

PUISI-PUISI SENJA


Senja di Kotaku
Kotaku . . .
Kotaku di malam hari
Yang selalu kuinjak dengan kaki
Di sepanjang jalan
Kau menghadirkan sepasang hati
Kenangan kenangan pun kian menepi
Kisah kisah pun hinggap dan terbang lagi
Dari sebuah kota lain memandang
Bisakah gerangan mengajariku menari?
Tapi siapa sangka
Langit tak beri izin pada kami
Suara gemuruh menghampiri
Guyuran air jatuh ke bumi
Semua menjaga diri, lari
Kotaku senja di malam ini
Tahun Baru Malam Kelima
Birri Zamrock
*******
Menawan dibalik Senja
Kubiarkan diriku terus berjelaga
Hingga renta ragaku kian terasa
Mencoba menyibak tirai itu
Wajah yang sayu menutup matanya
Hingga lelah jiwaku makin mendera
Hingga bosan lisanku makin bersua
Mencoba…..mencari jawab
Dari apa yang tak mampu kujawab
Mencoba……mencari celah
Dari ruang yang tertutup rapat
Mencoba….memungut tawa
Dari hujan tangis yang baru reda
Hingga mampu kurasa
Bahwa kali ini, senja
Teramat menawan di dada
Saat langit sayup penuh keteduhan
Saat gerimis hati perlahan dapat terabaikan

Tahun Baru Malam Keempat
Birri Zamrock

*******
Senja Kecilku
Kian malam larut,
Merangkak membawa waktu
Ketika memandang bulan
Mendung...kelabu
Untaian seyum datang
Dari senja kecilku
Melirikku dari arah sana
Di malamnya..tempat ia menuai ilmu
Menawan....
Aku pun terseyum
Memandangnya dalam remang
Sungguh, senja kecilku lucu
Sebutanku padanya
Sejak beberapa tahun lalu
Malam ini..
Ia pun berkata kepadaku
"Met tidur dulu,"
"Iya senja kecilku...."
Jawabku lugu
Tahun Baru Malam Ketiga
Birri Zamrock

 *******
Senja yang lain
Begitu ia hadir kembali
Dengan paras yang jauh terpandang
Anggun,
Manis,
Seyum dewasa,
Kekagamuman menimpa
Diriku, yang waktu lalu
Kehilangan wajahnya
Kehilangan seulas seyum manisnya, cintanya
Kini akupun kembali
Kembali Memimpikannya
Bersama Kehadirannya
Huh, benar itu hanya mimpi
Walau kian mendekat
Hatiku layu
Tiada senja di hamparan luas
Di hatiku, yang menantinya
Mulai satu, tiga, hingga dua belas hari
Satu, dua, hingga bertahun-tahun lamanya
Ketika aku mencoba mengiranya
Karena hanya senja lain yang menyapaku
Bukan darinya untukku………………..
Benarkah Seyum Senja menepisku?


Tahun Baru Malam Kedua
Birri Zamrock

PELATIHAN JURNALISTIK PRAKTIS




PELATIHAN JURNALISTIK PRAKTIS: Penulis Muhammad Mubarok menyampaikan materi “Melejitkan Potensi Jurnalistik Pada Remaja” dalam DIKLAT KEPEMIMPINAN di Auditorium Balai Desa Lahar yang diadakan dari MA Salafiyah Lahar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati kemarin (5/1).
Dalam pelatihan yang berlangsung mulai pukul 14.00-16.00 WIB itu dan dimoderatori oleh Guru MA Salafiyah Lahar Bapak Asmu’i tersebut, Mubarok menjabarkan beberapa hal tentang kehidupan kepenulisan atau jurnalistik kepada ratusan pelajar siswa-siswi MA Salafiyah Lahar Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Tapi, Sebelum memasuki materi Mubarok meminta kepada Muhammad Mukhlis, teman yang menemaninya untuk memberikan sebuah motivasi dari Film “Kisah Katak Kecil”, terlebih dahalu yang ditanyangkan di layar untuk diperlihatkan pada peserta.
Kemudian ketika memasuki materi, peserta diperkenalkan bagaimana menerbitkan sebuah media sekolah dan diakrabkan praktek menggunakan pertanyaan melalui 5 W+ 1H, serta langkah-langkah mudah menyusun hasil wawancara. “Yang terpenting setelah memiliki catatan hasil wawancara segera disusun dengan mengetahui topik atau pokok bahasan inti untuk dijadikan sebuah kalimat utama.” Ujar Mubarok, Pimpinan Redaksi Buletin Teropong Mahasiswa “TERMA” STAIP, ketika Muhamad Ridwan salah satu peserta bertanya.
Dikatakan, hendaknya ketika menyusun catatan hasil wawancara jangan sampai berhenti ditengah-tengah sebelum selesai terlebih dahulu. Jika semua catatan sudah tertulis, diteruskan merangkainya menjadi beberapa kalimat sehingga tersusun beberapa paragaraf. Setelah itu baru mengulang atau mengoreksi kaimat-kalimat yang belum menarik dibaca. “Lakukan bagitu seterusnya dan jangan terjebak atau berhenti lama-lama di tengah-tengah ketika sedang membacanya, karena itu sangat menghambat dalam meyempurnakan paragraf”. Imbuhnya.
Dipelatihan itu Mubarok memberikan praktek sederhana kepada peserta yang tidak lain adalah permainan menulis kalimat. Sebelumnya semua peserta diminta untuk menyiapkan kertas kecil terlebih dahulu kemudian ditulis kata Subyek. Begitu usai semua menuliskannya, kertas tersebut di tukarkan, tidak boleh memegang kertasnya sendiri. Kemudian Mubarok menyuruh melanjutkan untuk menulis kata Predikat setelah kata Subyek dan kemudian ditukar lagi. Dilanjutkan setelah semua menukarkan kertas tersebut, diteruskan kembali peserta untuk menulis kata yang mengandung Keterangan Tempat dan ditukarkan lagi. Yang terakhir peserta untuk menuliskan kata Keterangan Waktu.
Setelah peserta usai menulis kata-kata di kertas, Mubarok menunjuk Sri Muryati, salah satu peserta untuk membacakan kata-kata dari kertas yang didapat dari temannya tersebut. Mendengar dari apa yang dibaca peserta, kemudian peserta yang lain menertawakannya. Ternyata kalimat tersebut bukan berbentuk sebuah kalimat menarik, namun kalimatnya tersusun lucu. Kemudian Mubarok menyuruh masing-masing peserta membaca kertas yang dipegangnya tadi dan semua terseyum tertawa. Sungguh menarik aksi permainan menulis kalimat yang dilakukan oleh Mubarok.
Penerbitan Mading dan Buletin
Usai permainan, Mubarok meneruskan memberikan penjabaran serangkaian pokok-pokok pembuatan mading dan buletin. Dikatakan, kalau alangkah menariknya sekolah itu jika memiliki mading (majalah dinding) dan buletin. Ini dimaksudkan untuk memberikan ruang atau wadah bagi siswa-siswi menyalurkan hasil tulisannya. “untuk mading sebaiknya jangan di sekolah saja, bagi pelajar hendaknya memilki mading pribadi dirumah untuk menempatkan hasil tulisannya sendiri maupun tulisan-tulisan orang lain. Inilah yang belum di lakukan kebanyakan orang.” Kata Mubarok yang berusaha memberi jalan mudah bagi peserta. Dia juga mengatakan kalau dirinya sudah mempunyai mading pribadi dirumah sejak lama dan banyak diisi tulisan-tulisannya. Selain itu juga hasil karya atau tulisan dari teman-temannya.
Pembuatan buletin sekolah mencakup semua isi yang tidak jauh beda dari pengisian mading. Kalau buletin lebih banyak menunya. Katanya, jika nama dan struktur buletin sudah terbetuk segeralah membentuk rapat redaksi untuk menentukan menu apa saja dalam buletin tersebut. Mubarok memperkenalkan pada peserta bahwa menu yang terpenting dibuletin bisa Laporan Utama (Laput), Laporan Khusus (Lapsus). Artikel, Opini, Pojok Sekolah, Karikatur, Hiburan : Cerpen, puisi, serta Tips. “Selain itu juga bisa ditambah lagi, itu kesepakatan redaksi dan pembimbing dari sekolah.” Tambahnya.
Adapun pengelolaan menu tersebut semua bisa dikerjakan melalui bagi-bagi tugas dan kekompakan redaksi terjaga. Dalam materi yang disampaikan Mubarok, disini serangkain kerja redaksi pembuatan buletin diperlukan anatara lain pendalaman tema, hunting (cari data), penulisan naskah, editing, lay out, hingga naik cetak kemudian distribusi.
Kemudian diakhir penyampaian materi yang berjalan selama kurang lebih dua jam itu, Mubarok yang termasuk pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) Pati, memberikan pesan kepada peserta untuk segera menulis dengan 3 Tips. Yaitu “tulis saja, tulis saja, tulis saja”.MM=Birri Zamrock

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India