Minggu, 24 April 2011

Ketika balik memanggil Senja

Perjalananku waktu masih lugu, tanpa keberanian menyapa senja telah menghadirkan nilai yang tak memberiku nyali. meskipun diriku telah lahir dengan tercukupi, terutama teman-teman sejati. disamping, dari arah dan jalur mana saja setiap aku melangkah, bertengok tanpa memberi selalu ada getiran jiwa terpenuhi rasa,itu karena mereka menyapaku. lantas, sekian lama, berhari-hari hingga dua, tiga, empat tahun ketika bertemu senja kemudian menyapanya, langkahku semakin ingin cepat. bukan kenangan yang kuharapkan, bukan harapan yang kudampakan, bukan pula butiran-butiran angka emas yang ku impikan, namun goresan pena. ya, goresan pena yang ku pelajari, ku mencoba berlari belajar meengkuh pengalaman jjiwa untuk hidup bersamanya senja nanti. begitu waktu telah mengatur langkahku, yang terasa gunjingan memenuhi di pikiran dan perasaan, kurelakan semua mengejarku. kuserahkan jiwaku untuk semua itu. jadi hambar, temaram, itulah yang terpandang. tapi, setelah itu untuk saat ini, kekuatan senja hadir memberi ajaran kepdaku. menata lanagkah jalanku, hingga terlihat kini pendirian-pendirian, rumusan-rumusan jiwa bersanding. mengajakku menari bersama angin. ku senang dengan adanya keberhasilanku mencipta segala arah untuk mereka tekuni. aku bangga apa yang telah di ajarkan senja kepadaku.lagi-lagi aku tak mengerti, Ketika balik memanggil Senja, kenapa begitu ku panggil jiwamu, kusebut senjaku malah berpaling dari pandangan hatiku. senja, terima kasih kau telah mengajariku lebih dewasa, menjadi pujangga meski bersala dari desa, dan mengerti apa itu makna cinta sempurna, sejati!
Birri Zamrock, 2100

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India