Kamis, 31 Maret 2011

CERPENKU

SANGGAR B’NALU
oleh: birrizamrock@yahoo.co.id

Bukan main-main dan bukan untuk dimainkan, apalagi dipermainkan. Tak boleh. Mau tak mau harus percaya bila sekarang ini telah lahir, dunia telah membuka dan memunculkan generasi pejuang baru. Hah, kok kayak mau perang aja. Ada apa sih? Hihihi…takut! Boleh diketahui sekarang. Kini sebuah nama baru yang terbentuk dari kesepakatan, tentunya melalui persetujuan musyawarah dan memakai perenungan yang mantap, nama itu kenyataannya benar-benar terucapkan lewat mulut penghuni dunia dan seluruh alam menyepakatinya. “Sepakat”. Kata mereka.
Sebutlah nama itu, B’NALU.
Yah, B’nalu adalah sebuah nama organisasi yang anggotanya_hanya_terdiri dari 4 cowok. Tak boleh kurang dan tak boleh ditambahi. Emm…gak macem! Mereka mengklaim bahwa mereka reingkarnasinya F4. Itu sudah menjadi keputusan mereka. Gak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Hebatnya jack, mereka punya semboyan unik yang mungkin memang sangat bertentangan dengan nama organisasi mereka yaitu “We Are One, We love Peace, Because We Are B’nalu”. Itulah semboyan berkualitas ciptaannya. Memang aneh sih namanya, tapi harus gimana lagi! Kita mesti terima. Masalahnya sekali lagi gak bisa diganggu gugat.
Tak boleh dipungkiri, mereka mengatakan kalau B’nalu tidaklah parasit yang sepengetahuan kebanyakan orang adalah merugikan. Namun sesuai dengan namanya,” B’nalu itu kepanjangan dari inisial personil kami yaitu B’rock, Nabiel, Luthfi, Ulum”. Kata B’rock salah satu pentolan B’nalu.
*****
Pagi yang cerah, seperti biasa 4 cowok keren yang ngaku-ngaku reingkarnasi F4 :B’rock, Nabiel, Luthfi, Ulum_sedang memulai rutinitas mereka yang baru, Mejeng. Dipinggir perempatan jalan yang sementara belum ada namanya itu adalah tempat termanis untuk memasang tampang mereka. Ya bila beralasan, banyak makhluk-makhluk cantik, beramai-ramai melewati jalan ini. Mereka sebetulnya sadar kalau tampang mereka saat itu pas-pasan. Gak begitu maniz-maniz amat dan gak kecut-kecut pula. Loh, kok tiba-tiba gak jelas gitu sih? Haluuahh….tampangnya jadi sulit ditebak. Haha…gelap! Namun bagaimanapun keadaan mereka, bila masih bisa diyakinkan, mereka tetap gak mau menyerah begitu saja. Terus berjuang pantang mundur man…Bila ditanya, kenapa kalian begitu pe-de? Maka dengan semangat ’45 merekapun menjawab serempak. “Karena kita orang Indonesia!”
Semua personil B’nalu menggeleng sambil melongok-longokkan kepalanya kejalan. Mungkin aja makhluk yang ditunggunya sudah lewat. Gadis cantik berambut seksi.
Tak lama kemudian, “Hai manizz…..ikutan dong?” serempak para personil B’nalu menyapa kepada gadis-gadis muda yang barusan lewat didepan mereka. Namun, tak ada satupun dari segerombolan gadis itu yang memperhatikannya. Jalan terus. Apalagi sautan kata balik, mahal kali menurut para gadis itu. Huwah, lantas mau gak mau B’rock sewot, Nabiel mengomentarinya, Luthfi protes berat, sedang Ulum malah berdakwah. Loh..loh..mereka geger. Santai jack, bisa dicantumkan kata-kata mereka satu per satu, biar jelas.
“Loh..loh…kok mereka malah pergi begitu saja. Berani-beraninya kita dicuekin! Emang mereka gak tahu siapa sebenarnya kita?” B’rock sewot, kebingungan, mukanya memerah. Seperti buah mangga siap dimakan. Tapi beruntungnya gak ada yang mau memakannya. Hehe..selamet.
“Iya. benar man. Mereka emang gak tahu siapa sebenarnya kita. Mungkin mereka belum lihat promosi perkenalan diri kita lewat B’nalu, yang kita pajang dikoran kemarin. Waduh gawat, gawat! Mereka TELMI ( Telat Mengetahui Informasi )”. Komentarnya Nabiel, sebagai tambahan dan memperkuat sambungan alasan yang dilontarkan B’rock bila gadis-gadis itu tahu dan menimpali. Tapi itu kelihatannya tak mungkin.
“Kalau begitu, gue setuju man. Mereka memang gawat, darurat malah! Baru kita sapa aja sudah berani buat kurangajar. Tak sopan memalingkan wajah kita. Ehemm…perlu ditindak lanjuti lebih lanjut. Padahal wajah kita kan nyata-nyata ganteng to?” secepat kilat, entah datang angin apa ditelinganya Luthfi, dia ikut-ikutan protes segala. Apa mungkin karena ada hubungan dengan wajahnya? Ah, tak jelas lagi!
“Eit, entar dulu man. Kita sebagai B’nalu harus bisa memaklumi sikap mereka. Tak boleh berprasangka buruk dulu ama orang lain. Termasuk terhadap gadis-gadis tadi. Ingat, dosa loh. Kita mesti sabar, kan kata Ustad Sanusi, bila kita sabar Tuhan akan menyayangi kita. Jadi teruskan perjuangan kita! serbu….?” begitu eloknya nasehat Ulum. Mungkin kalau kata-katanya dapat dijual, pasti harganya mahal. Sangat berharga. Wah..jadi kaya tuh B’nalu nantinya. Emm, masalahnya, kata-kata kok dijual, yo lucu go!
Secara otomatis, langsung serempak mereka melontarkan isi hati mereka yang kebetulan sama. “Injih pak ustadz, matur suwun”.
Semua ketawa, berderai-derai dipinggir jalan.
Kemudian tanpa menunggu lama, mereka melanjutakn kembali aktivitasnya. Diatas bambu yang sudah diubah menjadi tempat duduk, berupa angkruk yang bercat kecoklatan itu, dan bertuliskan Sanggar B’nalu, dibawah pohon kersen, dengan asyik mereka mendudukinya. Hingga waktu tak mampu menunggu lama-lama. Akhirnya jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.00 wib. Berarti sejak awal hingga sekarang telah menunjukkan 1 jam sudah mereka memasang tampangnya.
“Aduh, capek!” mereka melemas. Nggleyor-nggleyor. Vitaminnya menurun. Bagaikan pohon tebu yang sudah berjejer rapi, tiba-tiba melepes. Kini Pikiran mereka berjalan kemana-mana, mengarah yang tak pasti. Jadi melamun.
“Ha..ha..ha..” mereka ketawa sendiri-sendiri. Apa sesuatu yang terjadi dibenak mereka? Pastinya tak gila. Oh….mereka teringat masa lalu.
Kembali kesatu masa lalu mereka. Dipingir perempatan jalan, mereka menunggu makhluk cantik yang biasa melewati jalan itu. Mereka menyebutnya jal;an kenangan. Apa sebabnya? Karena jalan itu banyak menyimpan kenangan dimasa kanak-kanak mereka. Kenangan terindah…katanya.
Ceritanya bermula saat mereka sedang iseng menggoda Waria yang lagi berjalan, bergaya dengan memamerkan body_nya yang merangsang. Mountok.
“Wao, wao, Seksi.” Kata mereka serempak. Mereka lantas mengikutinya sambil bersuit-suit centil. “Suit-siut…” lanjut ulah mereka.
Waria itupun menjadi besar kepala sembari terseyum manis. Eh, gak deh! Pahit!
Saat itu, lagi enak-enaknya menggoda, tiba-tiba aja ada sesosok makhluk cantik yang lari pagi disamping mereka. Kali ini benar-benar bidadari. Bukan waria lagi.
“Aduh…cantiknya.” Seru mereka hampir serempak, hanya beda 5 detik aja.
Kontan aja si Waria yang ngerasa dipuji, dan doi jadi tinggi hati. “Masa’ sih, gue cantik. Gue kan setengah lelaki.” katanya bangga setengah bingung.
“Yeh, bukan elo mas. Eh, Mbak. Tapi cewek itu yang barusan lewat.” Seru B’rock. Sedang Nabiel, Luthfi, Ulum, mengejeknya. “Ye..ye...ye…”.
Mendadak wajah Waria menjadi merah padem. Tersinggung dan marah akhirnya.
Melihat wajah Waria yang begitu cepat berubah menakutkan, B’rock segera mengomando teman-temannya, “Pasukan, semuanya mundur…”
Merekapun mematuhi perintah, secapat mungkin semua pasukan merunduk dan lari dari tempatnya sambil tertawa terbahak-bahak.
Nah, begitulah semula peristiwa yang menimpa dimasa lalu mereka. Sejak itulah B’nalu terbentuk dan ditetapkan hingga sekarang.
Kini Pikiran mereka buyar. Kenangan terindah mereka tidak terceritakan lagi. Hari ini mereka benar-benar merasa lelah. Makhluk cantik yang mereka tunggu-tunggu belum juga nongol.
“Aduh… capek nich. Udah satu jam kita nunggu disini, tapi Si doi belum juga nongol-nongol. Mendingan kita pulang aja yuk?” ajak B’rock melas, maklum jack vitaminnya habis.
“Sama. Gue juga lelah. Ah, tapi ntar aja dulu man. Nanggung. Gue yakin Si doi bakal lewat sini kok.” Kata Nabiel mantap, penuh semangat. Biasa dia emang demen banget ama cewek yang pake cantik-cantik gitu.
“Tapi sampai kapan kita nenunggunya? Mendingan kita makan aja yuk, diwarung Pesisir? Udah laper nich. Lagian gue kan pengen gemuk.” Gerutu Luthfi yang ngebet banget pengen gemuk. Maklum jack, dia kan super langsing. Dia takutnya kebawa angin kencang, terus melayang langsung hilang. Buuurr
“Sabar man, orang sabar itu disayang Tuhan loh. Kita coba tunggu satu jam lagi, kalo belum juga nongol baru kita cabut, ok!” Bujuk Ulum yang demen banget berdakwah. Dia mengidolakan Ustad Sanusi. Beruntung ya, B’nalu, Punya personil yang semangatnya gede seperti dia. Wah, perlu dihargai nich.
Tek…tek….tek,,,,,suara jarum jam berjalan.
Nggak berapa lama, hanya 5 detikan jarum jam aja, akhirnya makhluk cantik yang ditunggu-tunggunyapun datang. Tiba dilokasi mejeng mereka. Gadis itu terlihat mempesona. Sorot matanya, seyumnya, dan gerak laku lugunya, membuat para personil B’nalu tergoda. Mendadak mata mereka belalaan melihatnya, melebar selebar mata sapi. Jadi, mereka yang akrab disebut reingkarnasi F4 itu terpesona setengah mati. Badan yang tadinya lemes, kini penuh vitamin, lebih bugar. Sehingga mereka terkesan kayak Aderai, sang atlet Indonesia.
Tanpa dikomando langkah demi langkah B’rock dan teman-temannya berjalan menuju cewek cantik yang jadi pujaan hati mereka. Sebelumnya B’rock mempersiapkan mereka dulu. “Semuanya siap grak. Maju jalan.” Terus Nabiel berjalan dibelakangnya B’rock, diikuti Luthfi dibelakang, disambung lagi Ulum paling belakang. ” Satu dua, satu dua, satu dua,” ucap mereka kompak.
“Hai cantik, boleh kenalan nggak?” sapa mereka serempak, setengah romantis. Saat mereka telah sampai didekat gadis itu.
Langsung aja si doi senyum manis, dan menjawab “ hai juga.” Kali ini ada jawaban. Meski sempat kaget sih awalnya.
Aduh…senengnya hati mereka. “Beruntung-beruntung,” demam mereka dalam hati. Lantas satu per satu memperkenal diri hingga selesai.

BIRRI ZAMROCK

BIRRI ZAMROCK

Selamat datang di situs resmiku!
Jangan lupa mampir ya.... dan tinggalkan jejak Friend di blog ini. OK!

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India